Tuhan yang Maha Agung dan Maha Kuasa telah menjadikan umat Muhammad sebagai Khaira ummah (ummat yang terbaik), ummat yang berpahala agung walaupun dengan waktu pelaksanaan ibadah yang singkat. Ummat yang selalu diberi solusi untuk mendapat kemuliaan di sisi-Nya. Semua ini menjadi indikakor bahwa nabi mereka merupakan Sayyidul Anbiya’ wal Mursalin dan sebagai makhlu Allah swt yang termulia. Terdapat banyak hal yang menjadi spesialisasi bagi ummat dari pemungkas Nabi dan Rasul ini. Di antaranya Lailatul Qadar yang terjadi setiap bulan Ramadhan, puasa selama satu bulan di bulan suci, pelaksanaan shalat Jum’at yang dilaksanakan setiap hari Jum’at dan lainnya
Keutamaan Hari Jum’at dan Amalannya
Oleh: Pimred Mading Ifada PP Sirojul Kholil Dulkariman Bangkalan
Dalam istilah bahasa Arab, huruf mim yang terdapat dalam kosa kata Jum’at dapat dibaca sukun atau harakat mati dengan bacaan jum’at, atau dhammah berarti dibacajumuat, dan juma’at dengan memberi harakat fathah pada huruf mimnya, dan ada pula yang membaca jumiat. Aneka bacaan ini apabila yang dimaksud dengan kata-kata itu adalah nama sebuah hari Jum’at. Dan apabila yang dimaksud dengan Jum’at itu nama dari sepekan maka harus dibaca Jum’at dengan memberi harkat sukun atau mati pada hurufmim. Sedangkan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah nama sebuah ibadah dan nama dari salah satu hari yang terdapat dalam sepekan.
Allah swt menganggap bahwa hari ini Jum’at merupakansayyidul ayyam atau juragan dari pada hari-hari yang lain, dan Rasulullah saw mengatakan hari agung ini dengan hijjul fuqarak yaitu pahala ibadah salat Jum’at bagi orang-orang Muslim yang tak mampu menunaikan ibadah haji ke Baitullah menyamai pahala haji. Ada sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh al-Syafii dan Ahmad bahwa hari Jum’at ini melebihi keutamaan dari hari Raya Kurban dan hari Raya Idul Fitri karena mengandung beberapa historis, diantaranya adalah:pertama pada hari Jum’at Nabi Adam as diciptakan, dan dikeluarkan dari Surga dan pada hari itu pula ia dicabut nyawanya oleh Allah. Kedua: pada hari itu terdapat sejenak waktu yang istijabah yang dirahasiakan oleh Allah. Ketiga:terjadinya hari Kiamat bertepatan dengan hari Jum’at. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Abi Nashrin al-Washithi bahwa ada orang A’rabi sowan pada Nabi saw seraya berkata ”Sampai padaku bahwa Anda bersabda, “Dari Jum’at ke Jum’at (yang lain), dari salat ke salat (yang lain) adalah sebagai tebusan (dosa kecil) di antara keduanya bagi orang yang tidak mengerjakan dosa-dosa besar, lalu Nabi menjawab, “Ia” dan meneruskan Haditsnya, “Mandi besar pada hari Jum’at adalah sebagai tebusan (dosa)………..”. Pada hari ini kaum Muslim melakukan ibadah khusus. Pelaksanaan ibadah yang dilakukan kaum muslimin pada hari Jum’at ini merupakan spesialisasi bagi umat Muhammad yang waktu pelaksanaannya sama dengan waktu shalat Dhuhur. Hanya saja shalat yang satu ini dilakukan sebanyak dua rakaat yang didahului dengan dua khotbah. Rutinitas mingguan kaum Muslimin ini sudah menjadi kewajiban mereka dengan dalil yang definitif. Sebagaimana dalil yang terdapat dalam Surah al-Jum’at ayat 9.
Terdapat beberapa hal yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada hari Jum’at, diantaranya adalah: 1) Membaca Surah al-Kahfi pada hari atau malam Jum’at. Terdapat kompensasi khusus bagi yang mengamalkan anjuran ini, bahkan dalam sebuah Hadits dijelaskan bahwa barang siapa membaca Surah yang satu ini pada hari Jum’at maka ia akan diberi cahaya (hatinya) sampai hari Jum’at berikutnya. Wiridan ini lebih utama dibaca pada pagi hari setelah pelaksanaan shalat Subuh. Si pembaca harus membaca Surah yang satu ini dengan cara membaca dari awal Surah hingga akhir dengan satu majlis atau satu kali pelaksanaan. 2) Memperbanyak bershalawat pada Kanjeng Rasul pada malam dan hari Jum’at. Nabi saw “Hari-harimu yang paling utama adalah hari Jum’at, perbanyaklah bershalawat padaku, karena shalawatmu akan ditampakkan padaku”. Syaikh Abu Thalib al-Makki dalam kitab Hawasyi al-Minhaj mengatakan bahwa paling sedikitnya bershalawat pada Nabi saw pada hari yang istimewa ini adalah sebanyak 300 kali. Memperbanyak shalawat pada hari ini lebih baik dari pada memperbanyak baca Alqur’an dan dzikir lain yang selama tidak ada dalil tentang kekhususan bacaan-bacaan yang lain. 3) Mandi (sebagaimana mandi janabat)bagi orang yang akan menghadiri pelaksanaan shalat Jum’at. Kesunnatan mandi pada hari Jum’at mulai masuk setelah waktu Subuh tiba, namun sebaiknya dilakukan menjelang akan berangkat ke masjid. Kesunnatan mandi karena untuk melakukan salat Jum’at tidak sama dengan kesunnatan mandi karena akan melakukan shalat Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha. Kalau mandi untuk hari Raya disunnatkan bagi semua orang, baik yang akan melakukan shalat Hari Raya atau tidak, dan waktunya mulai masuk dipertengahan malam Hari Raya. Sedangkan mandi dalam bab salat Jum’at disunnatkan bagi setiap orang yang hendak ke masjid saja. 4) Memakai baju yang berwarna putih, sebagaimana Hadits yang diriwayatkan Imam a-Tirmidzi “Pakailah pakaian-pakaianmu yang warna putih…..” 5) Potong rambut, yang terdiri dari rambut kepala, kemaluan, dan ketiak 6) Memakai wewangian kecuali pada hari Jum’at di bulan Ramadhan. 7) Memotong kuku, tatacara potong kuku yang afdlol dimulai dari jari telunjuk tangan kanan, jari tengah, jari manis, jari kelingking dan diakhiri dengan ibu jari. Sedangkan tangan yang kiri dimulai dari jari kelingking dan berakhir pada ibu jari dengan cara berurut. Sedangkan cara memotong kuku kaki dimulai dari jari kelingking kaki kanan hingga jari kelingking kaki kiri secara tertib. Setelah kuku dipotong dianjurkan untuk mencuci tangan karena kalau tidak dicuci akan mengakibatkan penyakit baros (sejenis penyakit kulit belang). Potong kuku ini dilakukan pada hari Kamis sore atau Jum’at pagi. 8) Setelah selesai pelaksanaan shalat Jum’at dianjurkan membaca Surah al-Fatiha, al-Ikhlash, al-Falaq, an-Nasmasing-masing 7 kali dengan posisi duduk tetap seperti pada saat salam (posisi tidak dirubah) dan sebelum berbicara. Terdapat beberapa kompensasi berkaitan dengan amalan ini, diantaranya: barangsiapa membaca amalan ini dan mengikuti syarat-syarat di atas maka dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang diampuni oleh Allah dan diberi pahala sebanyak hitungan orang yang beriman pada Allah, ia dan keluarga dan anak-anaknya serta agama dan dunianya akan dijaga oleh Allah
Selain di atas terdapat amalan-amalan yang lain, seperti membaca “Ilahi lastu lilfirdausi ahlan wala aqwa ‘ala naril jahimi, fahab li taubatan waghfir dzunubi fainnaka ghafiruzd dzambil ‘adimi”. Artinya: Wahai Tuhanku, kami tidak pantas untuk masuk Surga Firdaus, dan kami tak tahan pada (kobaran api) Neraka Jahim. Berilah taubat dan ampunan pada kami, karena Engkau adalah Dzat pengampun semua dosa yang agung. Barang siapa membaca bacaan ini sebanyak lima kali secara istiqamah, maka apabila tiba ajalnya akan dicabut nyawanya dalam keadaan beragama Islam. Insya Allah.
sumber bassama