Sungguh
miris yang dialami oleh masyarakat perbatasan di Kalimantan Timur
(Kaltim) dengan Malaysia. Selain tak pernah tersentuh Bahan Bakar Minyak
(BBM) subsidi yang selama 67 tahun, masyarakat 5 Kecamatan di daerah
perbatasan Kalimatan Timur itu juga harus membeli semen Rp 1 juta per
sak.
Sebagai perbandingan, masyarakat di Jakarta masih bisa menikmati harga semen Rp 55.000-60.000 per sak.
Kecamatan-kecamatan
itu antaralain Kecamatan Kerayan, Kerayan Selatan, Kayan Hulu, Kayan
Hilir dan Kayan Selatan. "Harga semen disana yang dari Indonesia Rp 1
juta per sak," kata Wakil Gubernur Kalimatan Timur Farid Wadjdy, dalam
acara raker dengan Komisi VII DPR-RI, Senin (21/5/2012)
Suka
tidak suka, kata Farid masyarakat disana lebih memilih membeli semen
dari Malaysia yang harganya lebih murah yakni Rp 300.000 per sak. "Lebih
murah beli dari Malaysia hanya Rp 300.000 per sak, ini tidak hanya
semen saja, BBM seperti tadi saya ungkapkan belinya dari Malaysia Rp
15.000-20.000 per liter, bahkan hampir semua kebutuhan belinya dari
Malaysia," ujarnya.
Mahalnya
harga semen produksi dalam negeri dikarenakan sulitnya distribusi
melalui jalan darat. Sementara distribusi semen dari Malaysia hanya
berjarak 8 Km saja. "Semennya harus didistribusikan melalui udara, jalan
darat sulit tembusnya," katanya.
Lantas
apa yang dilakukan pmerintah Daerah? "Pemda sudah berjuang banyak,
bahkan membangun 3 lapangan terbang dari uang APBD sendiri, hasil daerah
sendiri jadi pesawat bisa mengirim pasokan kebutuhan masyarakat disana.
Seharusnya peran besar ada Pemerintah pusat, tanggung jawab pusat juga
besar, banyangkan 67 tahun tidak pernah nikmati BBM subsidi," tandasnya.
No comments:
Post a Comment