Monday, May 21, 2012

Toko Handphone


Toko handphone menjadi toko yang diburu oleh masyarakat selain
toko baju. disana ada berbagai merk yang diminati sebab hal tersebut
selaras dengan kebutuhan komunikasi. Saat ini, komunikasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Tak hanya melalui percakapan
langsung secara tatap muka (person to person) melainkan dapat
menggunakan alat komunikasi berupa handphone.
Handphone seakan sudah tidak dapat dipisahkan lagi dengan kehidupan
manusia. Handphone memudahkan kita berkomunikasi dan
menghubungi siapapun. Jika sebelumnya proses komunikasi dimediasi
oleh surat yang kemudian dibantu dengan adanya telepon, saat ini
handphone menjadi salah satu faktor utama dalam komunikasi karena
mobilitas manusia semakin tinggi. Jika komunikasi pada telepon
terbatas dengan posisi diam di tempat, lain halnya dengan handphone.
Di mana pun kita berada, kita tetap dapat berkomunkasi selama
didukung oleh sinyal yang baik.
Handphone tak hanya digunakan oleh kaum dewasa, remaja bahkan
anak-anak pun sudah sangat akrab dengan handphone. Tak heran, jika
di toko yang menjual handphone kita akan menjumpai kaum remaja
atau anak-anak. Bukan untuk mengantar orang tuanya tapi untuk
memilih tipe mana yang mereka suka dan akan mereka pakai.
Handphone memang telah menjadi produk yang menandai
perkembangan komunikasi.
Barang Mewah dan Murah di Toko Handphone
Jika dahulu handphone termasuk barang mewah, lain halnya dengan
sekarang. Di berbagai toko saja sudah banyak dipajang dan dijual
produk yang terbilang bermerk. Meskipun ada beberapa handphone
dengan harga yang masih terbilang sangat mahal, keberadaan
handphone tidak dianggap sebagai barang mewah dan barang mahal.
Handphone baru dikatakan sebagai barang mewah dilihat dari merk dan
harganya. Dikatakan bahwa handphone bukan lagi termasuk barang
mewah karena hampir setiap lapisan masyarakat telah memilikinya.
Jika dahulu handphone identik dengan masyarakat kalangan kelas atas,
saat ini handphone telah menjadi barang milik bersama. Seperti yang
telah disebutkan, yang membedakan atau membuatnya menjadi ikon
kelas atas dilihat dari segi merk dan harga. Namun saat ini, masyarakat
golongan menengah pun telah banyak memiliki handphone yang
awalnya termasuk konsumsi masyarakat kelas atas.
Ada berbagai macam handphone yang dijual di toko, mulai dari yang
murah hingga yang mahal, mulai dari yang bermerk hingga produk
keluaran perusahaan yang kurang dikenal. Masyarakat kelas bawah pun
saat ini telah menganggap handphone sebagai barang yang terbilang
cukup penting untuk berkomunkasi, untuk memberi kabar kepada
saudara mereka. Tentu saja tidak semua masyarakat kelas bawah
memiliki handphone. Meskipun di toko, harganya sudah cukup murah
terlebih untuk handphone bekas, berkisaran antara Rp 100.000,00
namun kebutuhan keseharian lebih penting dari sekadar memiliki
handphone yang harus diisi pulsa.
Toko handphone begitu menjamurnya sama seperti toko makanan dan
pakaian. Handphone seolah-olah telah menjadi kebutuhan primer sama
halnya seperti makanan dan pakaian. Mulai dari toko yang berada
dalam satu bangunan besar yang menjadi pusat handphone atau
elektronik, hingga yang berada sembarang tempat seperti warung
makan. Toko yang berada di sembarang tempat biasanya menjual pulsa
isi ulang, namun mereka mengembangkan usahanya dengan menjual
handphone bekas atau menerima servis handphone. Mereka punbiasanya menerima penjualan handphone. Mereka yang memiliki toko
semacan ini, biasanya tidak memiliki cukup modal untuk sekadar
menyewa tempat khusus. Berbekal modal seadanya, mereka berupaya
membuka usaha sendiri, secara mandiri.
Biasanya toko yang menjual handphone dalam skala besar ialah toko
yang berbentuk pusat elektronik, biasanya tak hanya handphone saja
yang dijual, namun produk elektronik lainnya seperti komputer, laptop,
dan proyektor pun dijual di toko ini. Bandung Electronic Center (BEC) di
kota Bandung begitu terkenal sebagai pusat handphone. Di pusat
barang elektronik ini, begitu menjamurnya toko tersebut. Keberadaan
penjual handphone di BEC dapat kita telusuri hingga tiga lantai. Tiap
toko handphone, memiliki patokan harga tertentu yang dapat saja
berbeda dengan toko lainnya, meksipun merk dan tipe handphonenya
sama. Persoalan kondisi barang dapat membedakan harga handphone
pada masing-masing toko.
Jika diperhatikan setiap toko yang ada, tidak pernah sepi pengunjung.
Entah mereka pada akhirnya membeli handphone atau hanya sekadar
menanyakan harga. Setidaknya, setiap toko selalu ramai dikunjungi
orang. Hal tersebut membuktikan bahwa handphone memang telah
menjadi kebutuhan yang sama pentingnya dengan kebutuhan akan
makanan dan pakaian.
Toko Handphone: Jual, Servis
Di beberapa toko dijual berbagai macam handphone, mulai dari
handphone mahal hingga handphone murah. untuk handphone mahal,
tidak semua toko memilikinya. Jika ada yang hendak membeli
handphone mahal yang masih baru, biasanya mereka akan mengambil
barang baru di toko lainnya kemudian menjualnya kepada pengunjung
yang mendatangi tokonya. Untuk handphone mahal yang merupakan
barang bekas, masih dapat dengan mudah kita temui seperti halnya
merk Apple, atau Blackberry yang masih mudah dijumpai. Selain itu,
masih dapat pula kita tawar agar harganya dapat dikurangi. Penawaran
yang dilakukan biasanya memiliki selisih antara Rp 100.000,00 hingga
Rp 200.000,00. Semuanya bergantung pada kondisi barang dan cara
kita menawar. Barang bekas yang masih bagus kondisinya akan dijual
dengan harga yang masih terbilang cukup tinggi. kKahlian kita dalam
menawar dan melihat kondisi barang akan membuat harganya menjadi
turun.
Di pusat elektronik pun, beberapa toko menerima jasa servis dan
penjualan oleh pengunjung. Untuk jasa servis, pertama-tama akan
ditanya masalah apa yang menimpa handphonenya, kemudian akan
dicek kerusakannya. Jika kerusakannya dapat tidak terlalu sulit dan
dapat segera diatasi, proses pengerjaan servis dapat ditunggu sekitar
satu hingga dua jam. Namun jika kerusakannya cukup parah, biasanya
handphone akan diinapkan di toko hingga selesai diperbaiki. Jika
selama proses diinapkan terdapat bagian handphone yang harus
diganti, pengunjung akan dikonfirmasi melalui telepon jenis kerusakan,
elemen yang harus diganti, dan biaya yang harus dibayar. Jika
pengunjung sepakat, handphone akan diganti sesuai dengan
kebutuhannya. Namun jika pengunjung tidak sepakat, barang akan
dikembalikan. Pengembalian yang tidak jadi diperbaiki biasanya tidak
dikenakan biaya. Jika pun dikenakan biaya, nominalnya sangat murah
hanya untuk biaya pengecekan saja sekitar Rp 25.000,00.
Rata-rata toko penjual handphone pun menerima penjualan oleh
pengunjung. Handphone yang mereka beli dari pengunjung kemudian
akan dijual lagi di tokonya. Barang yang dibeli oleh toko akan memiliki
selisih sekitar Rp 100.000,00 hingga Rp 200.000,00 ketika dijual lagi ke
pengunjung lainnya. Jadi, pemilik toko memiliki laba sekitar Rp
100.000,00 hingga Rp 200.000,00. Namun ada pula toko yang
mengambil keuntungan hanya Rp 50.000,00 saja, jika merk dan tipenya
termasuk barang yang sudah lama dan sudah tidak diproduksi lagi. Jika
pengunjung menjual handphone secara lengkap, harga jualnya akan
terbilang masih tinggi. Lain halnya jika barang dijual secara batangan,
yakni hanya handphone dan chargernya saja, harganya pun akan
ditawar dengan murah. Agar handphone yang dijual ditawar dengan
harga yang masih tinggi, harus disertai dengan dus nya. Lebih baik lagi
jika kuitansi atau nota pembelian turut disertakan, sehingga pihak toko
tahu benar harga beli ketika itu.
Toko handphone tak hanya toko penjual alat komunikasi saja namun
menjadi salah satu indikator nilai keberfungsian alat komunikasi.
Maraknya toko yang disertai ramainya pengunjung kesana,
menandakan bahwa handphone telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam kehidupan keseharian masyarakat. Melihat
kecenderungan ramainya toko handphone oleh pengunjung yang
menjual atau membeli handphone, dapat memberi simpulan bahwa
persoalan komunikasi sejalan dengan persoalan teknologi.
sumber

No comments: